Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Umur 2-5 Tahun Di Puskesmas Biromaru

Article History

Submited : June 16, 2020
Published : June 16, 2020

Pendahuluan & Tujuan: Stunting merupakan suatu kondisi terganggunya pertumbuhan pada anak yang disebabkan oleh malnutrisi kronik. Prevalensi stunting di Kabupaten Sigi sebanyak 45,20 % (2015) dan kejadian stunting di Puskesmas Biromaru untuk anak umur 2-5 sebanyak 60 kasus (2017). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian stunting pada anak umur 2-5 tahun. Bahan dan Metode: Jenis penelitian survey analitik dengan rancangan Case Control. Cara pengambilan sampel kasus dengan cara total sampling dan sampel kontrol purposive sampling berdasarkan pertimbangan tertentu dengan perbandingan 1:2, dengan sampel kasus pada penelitian ini sebanyak 60 anak dan sampel kontrol sebanyak 120, setiap sampel yang dipilih berdasarkan umur sebagai matching. Derajat stunting dinyatakan dengan z-score tinggi badan menurut umur. Data imunisasi dasar lengkap, pola asuh praktik pemberian makan, berat badan lahir rendah dan garam beryodium yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan test yodium. Analisis yang digunakan yaitu odd ratio dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil: Imunisasi dasar lengkap OR 7,667 (CI 95% 3,753-15,662), pola asuh praktik pemberian makan OR 30,565 (CI 95% 9,043-103,314), berat badan lahir rendah OR 6,956 (CI 95% 4,446-14,104) dan garam beryodium  OR 8,632 (CI 95% 4,268-17,456) merupakan faktor risiko kejadian stunting dan mempunyai hubungan yang bermakna. Kesimpulan: Pola asuh praktik pemberian makan merupakan faktorutama terhadap kejadian stunting dengan OR 30,565

Imelda, I., Rahman, N., & Nur, R. (2020). Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Umur 2-5 Tahun Di Puskesmas Biromaru. Ghidza: Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 2(1), 39-43. https://doi.org/10.22487/ghidza.v2i1.6
Fulltext