Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 12-59 Bulan Di Wilayah Tambang Poboya, Kota Palu

Article History

Submited : June 17, 2020
Published : June 17, 2020

Latar Belakang & Tujuan Stunting merupakan keadaan kurang gizi yang menggambarkan terhambatnya pertumbuhan, yang sudah berjalan lama dan memerlukan waktu untuk pulih kembali. Pertambangan emas Poboya merupakan sumber terbesar masuknya logam merkuri, bahaya yang ditimbulkan yaitu berpengaruh terhadap pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko ASI eksklusif, penyakit infeksi dan status imunisasi dengan kejadian stunting pada balita usia 12-59 bulan di Wilayah Tambang Poboya. Bahan dan Metode : Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode case control. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 84 responden yang terdiri dari 21 kasus dan 63 kontrol dengan perbandingan 1:3. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Data ASI eksklusif, penyakit infeksi dan status imunisasi diperoleh melalui wawancara menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Data yang diperoleh dari analisis statistik dengan menggunakan uji Odds ratio (OR)  Hasil : Balita yang mendapatkan ASI Eksklusif yaitu 28,6% (kelompok kasus) dan 65,1% (kelompok kontrol). Balita yang mendeirta penyakit infeksi yaitu 81,0% (kelompok kasus) dan 55,6% (kelompok kontrol). Adapun status imunisasi yang tidak lengkap yaitu 52,4% (kelompok kasus) dan 22,2% (kelompok kontrol). Balita tidak ASI eksklusif OR = 4,659 (CI 95% 1,583-13,708), riwayat penyakit infeksi OR = 3,400 (CI 95% 1,027-11,257) dan status imunisasi OR = 3,850 (CI 95% 1,358-10,916) merupakan faktor risiko kejadian stunting Kesimpulan : Pemberian ASI tidak eksklusif, riwayat penyakit infeksi dan imunisasi tidak lengkap merupakan faktor risiko stunting

Anshori, A., 2013. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12-24 bulan (Studi Di Kecamatan Semarang Timur). Journal Of Nutrition College, 2(4). https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/3830

Bentian I, Mayulu N, Rattu A J, M. 2015. Faktor Risiko Terjadinya Stunting pada Anak TK Di Wilayah Kerja Puskesmas Siloam Tamako Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara. JIKMU, 5(1), hal.1-7. https://ejournal.unsrat. ac.id /index.php /jikmu /article /download /7173/6684

Damanik P E G, Siregar M A, Aritonang E Y. 2014. Hubungan Status Gizi, Pemberian ASI Eksklusif, Status Imunisasi Dasar dengan Kejadian Infeksi Saluran Akut (ISPA) pada Anak Usia 12-24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat Kota Medan. Jurnal Gizi, Kesehatan Reproduksi dan Epidemiologi, 1(4), hal. 1-7. https: //

urnal.usu.ac.id/index.php/gkre/article/view/8580

Darmadi, 2008. Infeksi Nosokomial, Jakarta: Salemba Medika.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, 2015. Penilaian Status Gizi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2015, Palu.

Fikadu, T., Assegid, S. & Dube, L., 2014. Factors associated with stunting among children of age 24 to 59 months in Meskan district , Gurage Zone , South Ethiopia : a case-control study. BioMed Central, 14(800), hal.1–7. https://doi.org/10. 1186/1471-2458-14-800

Gibney, M., B, M. & Kearney J, A.L., 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat, Jakarta: EGC.

Kementrian Kesehatan RI, 2016. Situasi Balita Pendek, Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementrian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014.Jakarta: Kementian Kesehatan RI.

Picauly, I. & Toy, S.M., 2013. Analisis Determinan Dan Pengaruh Stunting Terhadap Prestasi Belajar Anak Sekolah Di Kupang Dan Sumba Timur , NTT. Jurnal Gizi dan Pangan, 8(72), hal.55–62. https://journal.ipb.ac.id › Home › Vol 8, No 1 (2013)

Rajan, P. et al., 2012. Risk Factors for Stunting Among Children : A Community Based Case Control Study in Nepal Risk Factors for Stunting Among Children : A Community Based Case Control Study in Nepal. Kathmandu University Medical Journal, 10(39), hal.18–24. http://www.m.kumj.com np/issue/39/18-24.pdf

Stewart, C.P. et al., 2013. Contextualising complementary feeding in a broader framework for stunting prevention. Maternal and Child Nutrition, 9(2), hal.27–45. https://escholarship.org/content/qt1g0576j2/qt1g0576j2.pdf

Susanti G E, Tampubolon B, Agussalim. 2017. Risk Factors of the Incidence of Stunting in Senggi Public Health Center Keerom Papua 2015. Internasional Journal of Science and Research (IJSR), 6(1), hal.228-242. https://www.ijsr.net. /archive/v5i7/ART2016127.pdf

Swathma D, Lestari, H & Ardiansyah, R, T. 2016. Analisis Faktor Risiko BBLR, Panjang Badan Bayi Saat Lahir dan Riwayat Imunisasi Dasar Terhadap Kejadian Stunting pada Balita Usia 12-36 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kandai Kota Kendari Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 1(3), hal.1-10. https://media.neliti.com/media/publications/186294-ID- analisis -faktor-risiko-bblr-panjang-bada.pdf

UNSCN, 2008. 6 th Report on The World Nutrition Situation.

Wahdah, S., Jufrie, M. & Emy, H., 2015. Faktor risiko kejadian stunting pada anak umur 6-36 bulan di wilayah pedalaman Kecamatan Silat Hulu, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. , 2(1), hal.23–34. http://ejournal.almaata.ac.id/index.php/IJND/article/ view /324
Agustia, R., Rahman, N., & Hermiyanty, H. (2020). Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 12-59 Bulan Di Wilayah Tambang Poboya, Kota Palu. Ghidza: Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 2(2), 59-62. https://doi.org/10.22487/ghidza.v2i2.10
Fulltext