Hubungan Konsumsi Sugar-Sweetened Beverages dan Pemesanan Makanan Online dengan Kadar Glukosa Darah Pekerja 25-44 Tahun di Perumahan Kasuari, Cikarang

Article History

Submited : February 17, 2021
Published : November 24, 2021

Diabetes melitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terus meningkat di dunia dengan ciri kadar glukosa darah tinggi dan melewati batas normal. Kenaikan kadar glukosa darah dapat disebabkan oleh konsumsi SSBs dan frekuensi pemesanan makanan online yang tinggi akan gula, garam, dan lemak (makanan berisiko). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi SSBs dan pemesanan makanan berisiko secara online dengan kadar glukosa darah pada pekerja usia 25-44 tahun di Perumahan Kasuari, Cikarang. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Responden dalam penelitian berjumlah 47 orang pekerja berusia 25-44 tahun yang tinggal di Perumahan Kasuari, Cikarang dan memenuhi kriteria inklusi. Kadar glukosa darah diukur menggunakan glukometer, konsumsi SSBs diperoleh melalui wawancara menggunakan formulir Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) dan pemesanan makanan online dengan formulir FFQ. Terdapat hubungan antara konsumsi SSBs, pemesanan makanan tinggi gula secara online, dan pemesanan makanan berisiko secara online dengan kadar glukosa darah (p value = 0,044 ; 0,001 ; 0,008). Tidak terdapat hubungan signifikan antara pemesanan makanan tinggi garam dan tinggi lemak secara online dengan kadar glukosa darah (p value = 0,184 dan 0,079).

  1. Adwinda, M. D., & Srimiati, M. (2019). Hubungan Lingkar Perut, Konsumsi Gula dan Lemak Dengan Kadar Glukosa Darah Pegawai Direktorat Poltekkes Kemenkes Jakarta II. Nutrire Diaita, 11(1), 7–17.
  2. American Diabetes Association. (2018). Standard medical care in diabetes 2018. The Journal of Clinical and Applied Research and Education. https://doi.org/10.2337/dc18-Sint01
  3. Asghari, G., Yuzbashian, E., Mirmiran, P., Mahmoodi, B., & Azizi, F. (2015). Fast food intake increases the incidence of metabolic syndrome in children and adolescents: Tehran lipid and glucose study. PLoS ONE, 10(10), 1–11. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0139641
  4. Ashakiran, S., & Deepthi, R. (2012). Fast foods and their impact on health. Journal of Krishna Institute of Medical Sciences University, 1(2), 7–15.
  5. Astawan, M. (2015). Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Repository UT, 13–22.
  6. Azkia, F. I., & Miko Wahyono, T. Y. (2019). Hubungan Pola Konsumsi Makanan Berisiko dengan Obesitas Sentral Pada Wanita Usia 25-65 Tahun di Bogor Tahun 2011-2012. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia, 2(1), 11–18. https://doi.org/10.7454/epidkes.v2i1.1675
  7. Centers for Disease Control and Prevention. (2017). National diabetes statistics report, 2017. Atlanta, GA: Centers for Disease Control and Prevention, US Dept of Health and Human Services.
  8. Hariawan, H. (2010). Kadar Adiponektin pada subyek obes dengan maupun tanpa Resistensi Insulin The Adiponection levels in obese subjects with and without Insulin Resistance. Journal Kedokteran Yarsi, 18(1), 21–28.
  9. Kemenkes RI. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. https://doi.org/1 Desember 2013
  10. Kesehatan, D. (2014). Profil Kesehatan Jawa Barat Tahun 2104. 2016-01–25. https://drive.google.com/file/d/0ByBlq3oFysQ7N1lOaGdST3FFdmM/view
  11. Konakanchi, S., Ramesh Babu, M., Pagadala, P., & Parvathi. (2017). Comparative study of blood glucose levels in obese and non-obese individuals. Biomedicine (India), 37(2), 295–298.
  12. Kurdanti, W., Suryani, I., Syamsiatun, N. H., Siwi, L. P., Adityanti, M. M., Mustikaningsih, D., & Sholihah, K. I. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian obesitas pada remaja. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 11(4), 179. https://doi.org/10.22146/ijcn.22900
  13. Lumbuun, N., & Kodim, N. (2017). Pengaruh Konsumsi Fruktosa pada Minuman Kemasan terhadap Toleransi Glukosa Terganggu pada Kelompok Usia Dewasa Muda di Perkotaan Indonesia. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia, 1(2), 19–23. https://doi.org/10.7454/epidkes.v1i2.1478
  14. Malik, V. S., Popkin, B. M., Bray, G. A., Després, J. P., Willett, W. C., & Hu, F. B. (2010). Sugar-sweetened beverages and risk of metabolic syndrome and type 2 diabetes: A meta-analysis. Diabetes Care, 33(11), 2477–2483. https://doi.org/10.2337/dc10-1079
  15. PERKENI. (2019). Pedoman Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Dewasa Di Indonesia. 1–133.
  16. Popa, A. R., Vesa, C. M., Uivarosan, D., Jurca, C. M., Isvoranu, G., Socea, B., Stanescu, A. M. A., Iancu, M. A., Scarneciu, I., & Zaha, D. C. (2019). Cross sectional study regarding the association between sweetened beverages intake, fast-food products, body mass index, fasting blood glucose and blood pressure in the young adults from North-western Romania. Revista de Chimie, 70(1), 156–160. https://doi.org/10.37358/rc.19.1.6872
  17. Prahastuti, S. (2011). Konsumsi Fruktosa Berlebihan dapat Berdampak Buruk bagi Kesehatan Manusia Consuming Excessive Amount of Fructose may Affect Our Health. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(65), 173–189.
  18. Pratiwi, A., Ansharullah, & Baco, A. R. (2017). Pengaruh Substitusi Tepung Talas (Colocasia esculenta L.Schoott) Terhadap Nilai Gizi Sensorik dan Nilai Gizi Roti Manis. J. Sains Dan Teknologi Pangan, 2(4), 749–758.
  19. Puspita, D. S. (2014). PERILAKU KONSUMSI MAKANAN BERSERAT KARYAWAN PT. PERTAMINA (PERSERO) UNIT PENGOLAHAN IV CILACAP. In PERILAKU KONSUMSI MAKANAN BERSERAT KARYAWAN PT. PERTAMINA (PERSERO) UNIT PENGOLAHAN IV CILACAP (Vol. 8, Issue 33). https://eprints.uny.ac.id/26538/1/Dina Setiyani Puspita 10511241018.pdf
  20. Rahayu, N. K. (2019). Konsumsi Fast Food Pada Kalangan Pegawai. Institut Pertanian Bogor, 1–58. https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/97264/1/I19nkr.pdf
  21. Riskesdas, K. (2018). Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). Journal of Physics A: Mathematical and Theoretical, 44(8), 1–200. https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201
  22. Safitri, F. (2014). Hubungan Konsumsi Pangan, Aktivitas Fisik dan Status Gizi dengan Tekanan dan Glukosa Darah.
  23. Saidah, F., Maryanto, S., & Pontang, G. S. (2017). Hubungan Kebisasaan Konsumsi Minuman Berpemanis Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Remaja Di Sma Institut Indonesia Semarang. 9(22), 150–157.
  24. Stephens, J., Miller, H., & Militello, L. (2020). Food Delivery Apps and the Negative Health Impacts for Americans. Frontiers in Nutrition, 7(February), 1–2. https://doi.org/10.3389/fnut.2020.00014
  25. Susilowati, D., & Bintanah, S. (2017). Pengaruh Frekuensi, Edukasi, Tingkat Pendidikan, Asupan Energi, Asupan Natrium Terhadap Kadar Gula Darah dan Tekanan Darah Pada Pasien DM Tipe 2 Di RSUI Harapan Anda Tegal. Metode Penelitian, 21, 1–9.
  26. Takagi, Y., Sugimoto, T., Kobayashi, M., Shirai, M., & Asai, F. (2018). High-salt intake ameliorates hyperglycemia and insulin resistance in WBN/Kob-Leprfa/fa rats: A new model of type 2 diabetes mellitus. Journal of Diabetes Research, 2018. https://doi.org/10.1155/2018/3671892
  27. Widastra, I. M., Rahayu, V. E. S. ., & Yasa, I. D. P. G. P. (2015). Obesitas Sentral sebagai Faktor Penyebab Timbulnya Resistensi Insulin pada Orang Dewasa. In Jurnal Skala Husada (Vol. 12, pp. 103–109).
  28. Yalcin, T., Al, A., & Rakicioǧlu, N. (2017). The effects of meal glycemic load on blood glucose levels of adults with different body mass indexes. Indian Journal of Endocrinology and Metabolism. https://doi.org/10.4103/2230-8210.195995
Jayanti, A., Sufyan, D., Puspita, I., & Puspareni, L. (2021). Hubungan Konsumsi Sugar-Sweetened Beverages dan Pemesanan Makanan Online dengan Kadar Glukosa Darah Pekerja 25-44 Tahun di Perumahan Kasuari, Cikarang. Ghidza: Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 5(2), 221-230. https://doi.org/10.22487/ghidza.v5i2.213
Fulltext