Efektivitas Pemberian Cookies Growol terhadap Profil Digesta Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan yang Diinduksi Diabetes Melitus Tipe 2
Article History
Submited : November 22, 2024
Published : November 30, 2024
Indonesia menempati peringkat ke-5 dengan jumlah penyandang diabetes mellitus (DM) sekitar 19,5 juta orang dan diprediksikan akan meningkat menjadi 28,6 juta pada tahun 2045. Lebih dari 90% kasus DM merupakan DM tipe 2. Pengendalian kadar glukosa darah dan perbaikan sensitivitas insulin dapat dilakukan dengan konsumsi makanan tinggi serat pangan. Serat pangan mampu memperbaiki profil digesta yang akan berefek pada kontrol glukosa darah. Salah satu produk tinggi serat pangan adalah cookies growol. Penelitian ini bertujuan meninjau efektivitas cookies growol sebagai produk pangan tinggi serat terhadap profil digesta (pH, kadar air, dan berat digesta) tikus DM. Penelitian true-experimental praklinik hewan coba dengan rancangan pre-posttest control group menggunakan 10 tikus jantan Sprague-Dawley yang diinduksi DM Tipe 2 dan dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama (K1) tidak diberikan intervensi sedangkan kelompok kedua (K2) diberikan intervensi cookies growol sebagai selingan pakan selama 28 hari. Setelah 28 hari, tikus diterminasi menggunakan ketamin kemudian dilakukan pengambilan digesta. Pengujian pH, kadar air, dan berat digesta menggunakan pH meter, oven pengering, dan timbangan analitik. Uji efektivitas pemberian cookies growol terhadap profil digesta dilakukan menggunakan Independent Sample T-Test. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat perbedaan signifikan pada berat digesta antara kelompok K1 (2.55±0.28 gram) dengan kelompok K2 (2.49±0.35 gram) (p=0,785). Pengaruh nyata terdapat pada kadar air digesta antara kelompok K1 (44.47±1.74%) dengan kelompok K2 (51.51±0.91%) (p<0,001) dan pH digesta antara kelompok K1 (6.13±0.02) dengan kelompok K2 (6.18±0.02) (p=0,015). Kesimpulan dari penelitian ini adalah cookies growol terbukti meningkatkan kadar air dan mempertahankan pH digesta dalam kondisi asam, namun tidak signifikan untuk meningkatkan berat digesta.
Indonesia menempati peringkat ke-5 dengan jumlah penyandang diabetes mellitus (DM) sekitar 19,5 juta orang dan diprediksikan akan meningkat menjadi 28,6 juta pada tahun 2045. Lebih dari 90% kasus DM merupakan DM tipe 2. Pengendalian kadar glukosa darah dan perbaikan sensitivitas insulin dapat dilakukan dengan konsumsi makanan tinggi serat pangan. Serat pangan mampu memperbaiki profil digesta yang akan berefek pada kontrol glukosa darah. Salah satu produk tinggi serat pangan adalah cookies growol. Penelitian ini bertujuan meninjau efektivitas cookies growol sebagai produk pangan tinggi serat terhadap profil digesta (pH, kadar air, dan berat digesta) tikus DM. Penelitian true-experimental praklinik hewan coba dengan rancangan pre-posttest control group menggunakan 10 tikus jantan Sprague-Dawley yang diinduksi DM Tipe 2 dan dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama (K1) tidak diberikan intervensi sedangkan kelompok kedua (K2) diberikan intervensi cookies growol sebagai selingan pakan selama 28 hari. Setelah 28 hari, tikus diterminasi menggunakan ketamin kemudian dilakukan pengambilan digesta. Pengujian pH, kadar air, dan berat digesta menggunakan pH meter, oven pengering, dan timbangan analitik. Uji efektivitas pemberian cookies growol terhadap profil digesta dilakukan menggunakan Independent Sample T-Test. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat perbedaan signifikan pada berat digesta antara kelompok K1 (2.55±0.28 gram) dengan kelompok K2 (2.49±0.35 gram) (p=0,785). Pengaruh nyata terdapat pada kadar air digesta antara kelompok K1 (44.47±1.74%) dengan kelompok K2 (51.51±0.91%) (p<0,001) dan pH digesta antara kelompok K1 (6.13±0.02) dengan kelompok K2 (6.18±0.02) (p=0,015). Kesimpulan dari penelitian ini adalah cookies growol terbukti meningkatkan kadar air dan mempertahankan pH digesta dalam kondisi asam, namun tidak signifikan untuk meningkatkan berat digesta.
2. Afifah, D. N., Sari, L. N. I., Sari, D. R., Probosari, E., Wijayanti, H. S., & Anjani, G. (2020). Analisis kandungan zat gizi, pati resisten, indeks glikemik, beban glikemik dan daya terima cookies tepung pisang kepok (Musa paradisiaca) termodifikasi enzimatis dan tepung kacang hijau (Vigna radiate). Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 9(3), 101–107. https://doi.org/10.17728/jatp.8148
3. Aini, F. N., Wicaksana, A. L., & Pangastuti, H. S. (2020). Tingkat risiko kejadian kardiovaskular pada penyandang diabetes melitus tipe 2. Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI), 4(3), 182–192. https://doi.org/10.32419/jppni.v4i3.191
4. Aulia, M., Ismonah, I., & Handayani, P. A. (2022). Hubungan tingkat stres dengan self management pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Jurnal Perawat Indonesia, 6(3), 1223–1233. https://doi.org/10.32584/jpi.v6i3.1913
5. Billah, M. M., Wiboworini, B., & Prayitno, A. (2023). Uji coba pemberian snack bars berbahan dasar tape ketan hitam sebagai sumber serat terhadap penurunan kadar glukosa darah puasa pasien diabetes melitus tipe 2. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 10(4), 176–182. https://doi.org/10.7454/jpdi.v10i4.1478
6. Darenskaya, M. A., Kolesnikova, L. I., & Kolesnikov, S. I. (2021). Oxidative stress: pathogenetic role in diabetes mellitus and its complications and therapeutic approaches to correction. Bulletin of Experimental Biology and Medicine, 171(2), 179–189. https://doi.org/10.1007/s10517-021-05191-7
7. Dwiana Fitriani, S., & Asih Setiarini. (2024). Manfaat serat larut air untuk kontrol glikemik pada diabetes mellitus tipe 2: systematic review. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 7(3), 569–577. https://doi.org/10.56338/mppki.v7i3.4776
8. Galicia-Garcia, U., Benito-Vicente, A., Jebari, S., Larrea-Sebal, A., Siddiqi, H., Uribe, K. B., Ostolaza, H., & Martín, C. (2020). Pathophysiology of type 2 diabetes mellitus. International Journal of Molecular Sciences, 21(17), 1–34. https://doi.org/10.3390/ijms21176275
9. IDF. (2021). IDF Diabetes Atlas 10th Edition. https://diabetesatlas.org/atlas/tenth-edition/
10. Intan, N., Dahlia, D., & Kurnia, D. A. (2022). Asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus tipe 2, fase akut dengan pendekatan model adaptasi roy: studi kasus. Jurnal Keperawatan Silampari, 5(2), 680–688. https://doi.org/10.31539/jks.v5i2.3228
11. Kusumawardani, H. D., Marsono, Y., Murdiati, A., & Samsudin, M. (2019). Potensi tepung pisang uter (Musa Acuminata) sebagai pangan fungsional untuk menurunkan kolesterol. Buletin Penelitian Kesehatan, 47(4), 275–282. https://doi.org/10.22435/bpk.v47i4.1589
12. Laily, W. N., Wati, D. A., Suci Ayu, R. N., & Pratiwi, A. R. (2022). Hubungan tingkat konsumsi bahan makanan sumber isoflavon dan serat dengan kadar HbA1c pasien diabetes melitus tipe II di rumah sakit Dr. H. Bob Bazar Lampung Selatan. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 9(2), 153–160. https://doi.org/10.32539/jkk.v9i2.17014
13. Lestari, G. P., Puspaningtyas, D. E., Sari, P. M., Styaningrum, S. D., & Sucipto, A. (2024). Skor aktivitas prebiotik tepung growol terhadap Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus, dan Lactobacillus acidophilus dibanding Escherichia coli. Ilmu Gizi Indonesia, 7(2), 173. https://doi.org/10.35842/ilgi.v7i2.508
14. Lianah, L., Tyas, D. A., Armanda, D. T., & Setyawati, S. M. (2018). Aplikasi umbi suweg (Amorphophallus campanulatus) sebagai alternatif penurun gula darah pada penderita diabetes mellitus. Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, 1(1), 1–12. https://doi.org/10.21580/ah.v1i1.2666
15. Marsono, Y., Triwitono, P., Arianti, E. D., Gunawan, H., & Indrawanto, R. (2020). Pengaruh bubur pisang isomaltosa-oligosakarida dan fibercreme terhadap kadar glukosa dan lipida darah serta profil digesta tikus diabetes. AgriTECH, 40(3), 190–198. https://doi.org/10.22146/AGRITECH.43742
16. Masoa, G. G., Lidya Irma, & Edi Suryanto. (2023). Aktivitas penghambatan enzim α-amilase dan penyerapan kolesterol dari serat pangan Alga Eucheuma spinosum. CHEMISTRY PROGRESS, 16(1), 41–52. https://doi.org/10.35799/cp.16.1.2023.47232
17. Muhlishoh, A., Kusumawati, D., & Shofiyyatunnisak, N. A. (2024). Fiber and reduced sugar content of BitKlor Mud Cake as an alternative snack for obese adolescents. Jurnal Gizi Kerja Dan Produktivitas, 5(1), 75–83. https://doi.org/dx.doi.org/10.62870/jgkp.v5i1.25131
18. Puspaningtyas, D. E., Nekada, C. D. Y., & Sari, P. M. (2022). Penambahan inulin terhadap indeks glikemik dan beban glikemik cookies growol: pengembangan makanan selingan diabetes. AcTion: Aceh Nutrition Journal, 7(2), 169–178. https://doi.org/10.30867/action.v7i2.738
19. Puspaningtyas, D. E., Sari, P. M., Kusuma, N. H., & Helsius SB, D. (2019). Analisis potensi prebiotik growol: kajian berdasarkan perubahan karbohidrat pangan. Gizi Indonesia, 42(2), 83–90. https://doi.org/10.36457/gizindo.v42i2.390
20. Puspaningtyas, D. E., Sari, P. M., Kusuma, N. H., & Helsius SB, D. (2020a). Indeks glikemik cookies growol: studi pengembangan produk makanan selingan bagi penyandang diabetes mellitus. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 17(1), 34–42. https://doi.org/10.22146/ijcn.54576
21. Puspaningtyas, D. E., Sari, P. M., Kusuma, N. H., & Helsius SB, D. (2020b). Indeks glikemik cookies growol: studi pengembangan produk makanan selingan bagi penyandang diabetes mellitus. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 17(1), 34. https://doi.org/10.22146/ijcn.54576
22. Puspaningtyas, D. E., Sari, P. M., Styaningrum, S. D., Sucipto, A., Rahmawati, D. M., & Lestari, G. P. (2024a). Color and texture analysis of glucomannan modified growol cookies for diabetic. Jurnal SAGO Gizi Dan Kesehatan, 5(2), 511. https://doi.org/10.30867/gikes.v5i2.1686
23. Puspaningtyas, D. E., Sari, P. M., Styaningrum, S. D., Sucipto, A., Rahmawati, D. M., & Lestari, G. P. (2024b). Optimizing healthy snacks for diabetics: study of fiber and starch digestibility of glucomannan-modified Growol cookies. AcTion: Aceh Nutrition Journal, 9(1), 182–193. https://doi.org/10.30867/action.v9i1.1514
24. Puspaningtyas, D. E., Sucipto, A., Styaningrum, S. D., Sari, P. M., Nidyarini, A., Rahmawati, D. M., Lestari, G. P., Sintia, R. D., & Ananda, D. P. (2024). Satiety and glycemic control after giving glucomannan-modified growol cookies. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics), 12(4), 284–295. https://doi.org/10.21927/ijnd.2024.12(4).284-295
25. Reeves, P. G., Nielsen, F. H., & Fahey, G. C. (1993). AIN-93 purified diets for laboratory rodents: final report of the American Institute of Nutrition Ad Hoc Writing Committee on the reformulation of the AIN-76A rodent diet. The Journal of Nutrition, 123(11), 1939–1951. https://doi.org/10.1093/JN/123.11.1939
26. Sari, P. M., & Puspaningtyas, D. E. (2019). Skor aktivitas prebiotik growol (makanan fermentasi tradisional dari singkong) terhadap Lactobacillus sp. dan Escherichia coli. Ilmu Gizi Indonesia, 2(2), 101–106. https://doi.org/10.35842/ilgi.v2i2.89
27. Sari, P. M., Puspaningtyas, D. E., Styaningrum, S. D., Nidyarini, A., & Anita, T. F. (2023). Effect inulin addition on the proximate content of low glycemix index growol cookies. Ilmu Gizi Indonesia, 7(1), 87–94. https://doi.org/10.35842/ilgi.v7i1.446
28. Senditya, M., Hadi, M. S., Estiasih, T., & Saparianti, E. (2014). Efek prebiotik dan sinbiotik simplisia daun cincau (Mesona palustris BL) secara in vivo ; kajian pustaka in vivo prebiotic and synbiotic effect of black grass jelly ( Mesona palustris BL ) leaf simplicia : a review. Jurnal Pangan Dan Argoindustri, 2(3), 141–151. https://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/view/62/79
29. Styaningrum, S. D., Sari, P. M., Puspaningtyas, D. E., Nidyarini, A., & Anita, T. F. (2023). Analisis warna, tekstur, organoleptik serta kesukaan pada kukis growol dengan variasi penambahan inulin. Ilmu Gizi Indonesia, 6(2), 115–124. https://doi.org/10.35842/ilgi.v6i2.406
30. Styaningrum, S. D., Sari, P. M., Puspaningtyas, D. E., Sucipto, A., Adiputra, A. K., Ananda, D. P., & Sintia, R. D. (2024). Edukasi tentang growol dan produk hasil olahannya sebagai pangan lokal fungsional yang kaya manfaat. Jurnal Pengabdian Dharma Bakti, 7(2), 114–122. https://doi.org/doi.org/10.35842/jpdb.v1i2.308
31. Tan, C., Wei, H., Zhao, X., Xu, C., & Peng, J. (2017). Effects of dietary fibers with high water-binding capacity and swelling capacity on gastrointestinal functions, food intake and body weight in male rats. Food & Nutrition Research, 61(1), 1–8. https://doi.org/10.1080/16546628.2017.1308118
32. Wangko, W. S. (2020). Aspek fisiologik short chain fatty acid (SCFA). Medical Scope Journal, 2(1), 26–35. https://doi.org/10.35790/msj.2.1.2020.31669
Copyright (c) 2024 Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.