Status Gizi Dan Asupan Lemak Dengan Gejala Premenstrual Syndrome Pada Remaja SMK Tunas Grafika Informatika
Article History
Submited : April 5, 2021
Published : July 14, 2022
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju remaja yang ditandai dengan perubahan-perubahan seperti psikologis, biologis, fisiologis, maupun aspek sosial. Selain itu, salah satu perubahan yang juga dialami adalah perubahan pada organ reproduksi seperti terjadinya kematangan seksual. Menstruasi merupakan pendarahan periodik dan siklis dari uterus disertai pengelupasan (deskuamasi) endometrium yang dialami oleh remaja putri. Gangguan siklus menstruasi dapat terjadi pada remaja dan biasa disebut dengan premenstrual syndrome (PMS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan asupan lemak dengan gejala premenstrual syndrome pada remaja putri di SMK Tunas Grafika Informatika tahun 2020. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan metode uji korelasi spearman rank. Pengukuran variabel status gizi menggunakan media google form dengan menggunakan metode self-reported recall body weight and height atau pelaporan BB dan TB berdasarkan ingatan terakhir responden dalam kurun waktu 1 bulan. Pengukuran variabel asupan lemak menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionare (SQ-FFQ). Sedangkan, variabel Premenstrual Syndrome (PMS) menggunakan Shortened Premenstrual Assessment Form (sPAF). Pengukuran tersebut dilakukan kepada 44 siswi. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan gejala PMS pada remaja putri di SMK Tunas Grafika Informatika (p-value = 0,666), ada hubungan antara asupan lemak dengan gejala PMS pada remaja putri di SMK Tunas Grafika Informatika (p-value = 0,000).
Buddhabunyakan, N., Kaewrudee, S., Chongsomchai, C., Soontrapa, S., Somboonporn, W., & Sothornwit, J. (2017). Premenstrual syndrome (PMS) among high school students. International Journal of Women’s Health, 9, 501–505. https://doi.org/10.2147/IJWH.S140679
Estiani, K., & Djokosujono, K. (2020). Hubungan Asupan Gizi dengan Kejadian Premenstrual Syndrome. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(2), 93–98.
Estiani, K., & Nindya, T. S. (2018). Hubungan Status Gizi Dan Asupan Magnesium Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome (Pms) Pada Remaja Putri. Media Gizi Indonesia, 13(1), 20. https://doi.org/10.20473/mgi.v13i1.20-26
Fitriani, R. (2020). Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Seimbang, Citra Tubuh, Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi Makro dengan Status Gizi pada Siswa SMA Negeri 86 Jakarta. Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community, 4(1), 29–38. https://doi.org/10.35971/gojhes.v4i1.5041
German, J. B., & Dillard, C. J. (2004). Saturated fats: What dietary intake? American Journal of Clinical Nutrition, 80(3), 550–559. https://doi.org/10.1093/ajcn/80.3.550
Halbreich, U. (2003). The etiology, biology, and evolving pathology of premenstrual syndromes. Psychoneuroendocrinology, 28(SUPPL. 3), 55–99. https://doi.org/10.1016/S0306-4530(03)00097-0
Hashim, M. S., Obaideen, A. A., Jahrami, H. A., Radwan, H., Hamad, H. J., Owais, A. A., Alardah, L. G., Qiblawi, S., & Al-yateem, N. (2019). Premenstrual Syndrome Is Associated with Dietary and Lifestyle Behaviors among University Students: A Cross-Sectional Study from Sharjah, UAE. Nutrients, 11(8), 1–18. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28081191/
Houghton, S. C., & Bertone-Johnson, E. R. (2015). Macronutrients and premenstrual syndrome. In Advances in Medicine and Biology (Vol. 87, pp. 137–156).
Irma, F., & Susiyadi. (2016). Pengaruh Sindrom Premenstruasi terhadap Kecemasan Mahasiswa. Psycho Idea, 14(1), 12–20.
Joshi, G., Pradhan, S., & Mittal, B. (2010). Role of the oestrogen receptor (ESR1 PvuII and ESR1 325 C→G) and progesterone receptor (PROGINS) polymorphisms in genetic susceptibility to migraine in a North Indian population. Cephalalgia, 30(3), 311–320. https://doi.org/10.1111/j.1468-2982.2009.01967.x
Julianti, W., Marfuah, D., & Noor Hayati, S. (2017). Pengalaman Hidup Remaja Yang Mengalami Premenstrual Syndrome (Pms) Di Smk Moch Toha Cimahi. Jurnal Keperawatan Komprehensif, 3(2), 63. https://doi.org/10.33755/jkk.v3i2.86
Junita, D. (2020). Status Gizi dan Status Menstruasi Remaja Putri di Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun. Media Gizi Pangan, 27(1), 191–198.
Kemenkes RI. (2019). Permenkes Nomor 28 Tahun 2019 Angka Kecukupan Gizi. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. In Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (pp. 1–100). https://doi.org/1 Desember 2013
Mohebbi, M., Amir Ali Akbari, S., Mahmodi, Z., & Nasiri, M. (2017). Comparison between the lifestyles of university students with and without premenstrual syndromes. Electronic Physician, 9(6), 4489–4496. https://doi.org/10.19082/4489
Nurmiaty. (2011). Perilaku Makan dengan Kejadian Sindrom Premenstruasi pada Remaja. Berita Kedokteran Masyarakat, 27(2), 75–82.
Pakar Gizi Indonesia. (2017). Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. In Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
Praditasari, J. A., & Sumarmik, S. (2018). Asupan Lemak, Aktivitas Fisik Dan Kegemukan Pada Remaja Putri Di Smp Bina Insani Surabaya. Media Gizi Indonesia, 13(2), 117. https://doi.org/10.20473/mgi.v13i2.117-122
Rahayu, T. B. (2020). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Remaja Putri. Jurnal Vokasi Kesehatan, 6(1), 46. https://doi.org/10.30602/jvk.v6i1.158
Ramadani, M. (2012). Premenstrual syndrome (PMS). Encyclopedia of Endocrine Diseases, 7(1), 21–25. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-801238-3.03915-5
Rasdiana, & Mariana, D. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gangguan Premenstrual Syndrome pada Mahasiswa AKPER YARSI Samarinda. Holistik Jurnal Kesehatan, 12(2), 74–82.
Setyawati, V. A. V., & Setyowati, M. (2015). Young Women Nutritional Characters At Urban and Rural in. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(1), 43–52.
Shahrjooye H, E., & Koushkie J, M. (2018). The Correlation Between Some Body Composition Indices and Premenstrual Syndrome in Young Females. Women’s Health Bulletin, In Press(In Press), 4–7. https://doi.org/10.5812/whb.83750
Siyamti, S., & Pertiwi, H. W. (2011). Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Sindrom Premesntruasi pada Mahasiswi Tingkat II Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali. Jurnal Kebidanan Akbid Estu Utomo, 3(1), 29–36. http://journal.stikeseub.ac.id/index.php/jkeb/article/view/87 ( 15 Okt.2018)
Sundermann, E. E., Maki, P. M., & Bishop, J. R. (2010). A review of estrogen receptor α gene (ESR1) polymorphisms, mood, and cognition. Menopause, 17(4), 874–886. https://doi.org/10.1097/gme.0b013e3181df4a19
Surmiasih, S. (2016). Aktivitas Fisik dengan Sindrom Premenstruasi Pada Siswa SMP. Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(2), 71–78. https://doi.org/10.30604/jika.v1i2.24
Tarsikah, & Dwianita, H. (2019). Kadar Kolesterol Meningkatkan Derajat Pre Menstrual Syndrome Pada Remaja. Mimbar Ilmiah Kesehatan Ibu Dan Anak (Maternal And Neonatal Health Journal), 3(2), 53–59.
WHO. (2018). Orientation Programme on Adolescent Health for Health-care Providers. World Health Organization. http://www.who.int/child-adolescent-health
Wijayanti, Y. T. (2015). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Premenstrual Syndroma Pada Remaja Putri. Jurnal Kesahatan Metro Sai Wawai, 8(2), 1–7.
Copyright (c) 2022 Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.