Pembuatan Roti Kering dengan Penambahan Ikan Lele (Clarias Batracus) dan Bayam (Amarantus Tricolor, I.) Sebagai Snack Alternatif MP-ASI Sumber Protein dan Zat Besi

Article History

Submited : July 1, 2020
Published : July 30, 2020

Kecukupan gizi sangat penting untuk kesehatan baduta, kesehatan baduta ini berhubungan erat dengan fase pertumbuhan mereka. Masa baduta disebut sebagai "Periode Emas" dimana pondasi tumbuh kembang, pola berpikir, kemampuan berbicara, perkembangan mental dan intelektual berkembang secara intensif. Pada periode ini, baduta membutuhkan camilan alternatif yang dibuat dari makanan lokal yang bergizi seperti lele dan bayam. Secara umum, pembuatan roti menggunakan tepung gandum yang hanya mengandung nutrisi makro dan beberapa nutrisi lainnya. Melalui penambahan lele dan bayam diharapkan dapat meningkatkan nilai gizi roti, terutama protein dan zat besi. Mengetahui pengaruh penambahan lele dan bayam dari kue kering ke tingkat protein, zat besi dan penerimaan kue kering. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Ada 4 formula roti kering yang berbeda dengan tambahan lele dan bayam. Analisis yang dilakukan ialah uji daya terima (mutu hedonic dan uji hedonik), analisis proksimat dan analisis kandungan zat besi. Uji daya terima panelis dan karakteristik organoleptik yang paling disukai adalah formula F1. Sedangkan kandungan protein dan zat besi F1 ialah 12,78 g dan 12,93 mg. Penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan lele dan bayam ke dalam adonan roti, menunjukkan kandungan tinggi nilai protein dan zat besi. Formula F1 dapat dijadikan kudapan alternatif MP-ASI baduta karena mengandung sumber protein dan zat besi

  1. Andriani, M. (2012). Pengantar Gizi Masyarakat. Kencana Prenada Media Group.
  2. Anik, M. (2010). Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. CV. Trans Info Medika.
  3. BPOM RI. (2016). Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Tentang Pengawasan Klaim Pada Label dan Iklan Pangan (HK.03.1.23.11.11.09909).
  4. [BSN] Badan Standardisasi Nasional. (2005). Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)—Bagian 2: Biskuit.
  5. Departemen Kesehatan RI. (2006). Gizi Untuk Bayi ASI, Susu Formula dan Makanan Tambahan. Pustaka Sinar Harapan.
  6. Faridah, D. (2011). Cookies Berbahan Baku Pati Garut Termodifikasi. Majalah Foodreview Indonesia, VI(7).
  7. Fitriyani. (2013). Eksperimen Pembuatan Roti Tawar Dengan Penggunaan Sari Bayam (Amaranthus Sp). Food Science and Culinary Education Journal (FSCEJ), 2(2).
  8. Indraswari D, Hermanaputri, W. F. R. N. (2017). Pengaruh Penambahan Bayam [Amaranthus Tricolor] Pada “Nugget” Kaki Naga Lele Clarias Gariepinus] Terhadap Kadar Zat Besi, Protein, Dan Air. Journal Article Nutrition and Food Research, 40(1), 9–16.
  9. Kuswardhani. (2013). Fortifikasi Fe organik dari bayam (Amaranthus tricolor L) dalam pembuatan cookies untuk wanita menstruasi. Repository IPB University.
  10. Mahayani P. (2014). Pengaruh Penambahan Bayam Terhadap Kualitas Mie Basah. Jurnal Agroknow, 2(1).
  11. Mervina, Kusharto, C. M., & Marliyati, S. A. (2012). Formulasi Biskuit Dengan Substitusi Tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) Dan Isolat Protein Kedelai (Glycine Max) Sebagai Makanan Potensial Untuk Anak Balita Gizi Kurang. Jurnal Teknologi Dan Industri Pangan, 23(1), 9–16. https://journal.ipb.ac.id/index.php/jtip/article/view/5287
  12. Novianti, A. J. I. (2012). Anemic School Girls Consumed Less Energy and Nutrients. Nutrition & Dietetics, 69, 557.
  13. Sakung, J., Bohari, & Rahmawati, S. (2020). Proximate, Minerals, and Vitamins In Chayote Flour. International Journal of Research in Pharmaceutical Sciences, 11(2), 2261–2264. https://doi.org/10.26452/ijrps.v11i2.2186
  14. Winarno, F. (2004). Pangan, Gizi, Teknologi, dan Konsumen. Gramedia Pustaka Utama.
  15. World Health Organization. (2003). Global strategy for infant and young child feeding. World Health Organization.
  16. Zakaria, Rauf, S., Salim, A., Rahman, N., & Bohari. (2020). Development of Instant Powder with the Addition of Moringa Oleifera Leaf Powder as Complementary Food for Infants 6-12 Months Old. Systematic Reviews in Pharmacy, 11(7), 61–64. http://www.sysrevpharm.org/?mno=113952
  17. Zuhri M, Swastawati F. (2014). Pengkayaan kualitas mi kering dengan penambahan tepung daging ikan lele dumbo (clarias gariepinus) sebagai sumber protein. Indonesian Journal of Marine Sciences (IJMS), 3(4), 119–126.
Dewi, S., Novianti, A., Fadhilla, R., Angkasa, D., & Dewanti, L. (2020). Pembuatan Roti Kering dengan Penambahan Ikan Lele (Clarias Batracus) dan Bayam (Amarantus Tricolor, I.) Sebagai Snack Alternatif MP-ASI Sumber Protein dan Zat Besi. Ghidza: Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 4(1), 90-99. https://doi.org/10.22487/ghidza.v4i1.33
Fulltext