Formulasi Biskuit Sumber Energi Dan Protein dari Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera) dan Tulang Ikan Sidat (Anguila Sp) untuk Baduta Stunting
Article History
Submited : June 28, 2020
Published : July 29, 2020
Stunting disebabkan oleh asupan zat gizi yang tidak mencukupi dalam jangka panjang. Prevalensi stunting pada baduta di Indonesia sebesar 29.9% masih lebih tinggi dibandingkan target RPJMN 2019 yaitu 28%. Stunting meningkatkan risiko kematian anak, berdampak negatif pada perkembangan kognitif dan motorik, menurunkan performa di sekolah, meningkatkan risiko kelebihan gizi dan penyakit tidak menular, dan mengurangi produktivitas pada saat dewasa. Namun, stunting dapat diperbaiki salah satunya dengan meningkatkan gizi anak. Pemberian biskuit tepung daun kelor dan tepung tulang ikan sidat diharapkan dapat membantu menangani permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi biskuit sumber energi dan protein dari tepung daun kelor dan tepung tulang ikan sidat untuk baduta stunting. Penelitian ini adalah experimental study menggunakan rancangan acak lengkap. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula biskuit terpilih berdasarkan uji organoleptic terhadap 30 orang panelis yaitu biskuit dengan penambahan tepung daun kelor 20 g dan tepung tulang ikan sidat 10 g. Biskuit tersebut mengandung energi dan zat gizi per 100 gram yaitu energi 900 kkal, protein 15.98 g, lemak 17.22 g, karbohidrat 90.15 g, zat besi 6.14 mg, zink 5.88 mg, dan kalsium 3539.40 mg. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa biskuit dengan formula terpilih telah memenuhi syarat biskuit MP-ASI dan mengandung energi yang tinggi serta sebagai sumber protein
- Almatsier, S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama.
- Black, R. E., Victora, C. G., Walker, S. P., Bhutta, Z. A., Christian, P., De Onis, M., Ezzati, M., Grantham-Mcgregor, S., Katz, J., Martorell, R., & Uauy, R. (2013). Maternal and child undernutrition and overweight in low-income and middle-income countries. The Lancet, 382(9890), 427–451. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(13)60937-X
- BPOM. (2016). Peraturan kepala badan pengawas obat dan makanan republik indonesia nomor 13 tahun 2016 tentang pengawasan klaim pada label dan iklan pangan olahan. In Bpom. Badan Pengawas Obat dan Makanan. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
- Branca, F., & Ferrari, M. (2002). Impact of micronutrient deficiencies on growth: The stunting syndrome. Annals of Nutrition and Metabolism, 46(SUPPL. 1), 8–17. https://doi.org/10.1159/000066397
- Depkes. (2007). SK Menkes Spesifikasi Teknis MP-ASI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
- Hayati, A., & Sugito. (2006). Penambahan Daging Ikan Gabus (Ophicepallus strianus BLKR) dan Aplikasi Pembekuan pada Pembuatan Pempek Gluten. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 8(2), 147–151.
- Jamaluddin, J., Widodo, A., & Mufliha, N. (2020). Vitamin A Ikan Sidat (Anguilla Marmorata) Asal Sungai Palu Dan Danau Poso. Ghidza: Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 2(1), 24–30. https://doi.org/10.22487/ghidza.v2i1.4
- Kemenkes. (2018). Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS) (Vol. 44, Issue 8).
- Manley, D. (2000). Technology of Biscuits, Crackers and Cookies. CRC Press, Wood Head Publishing Limited.
- Matz, & Matz, T. D. (1998). Cookies and Cracker Technology. AVI.co.Inc.
- Moeljanto. (1982). Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Penebar Swadaya.
- Mohanty, B., Mahanty, A., Ganguly, S., Sankar, T. V., Chakraborty, K., Rangasamy, A., Paul, B., Sarma, D., Mathew, S., Asha, K. K., Behera, B., Aftabuddin, Md., Debnath, D., Vijayagopal, P., Sridhar, N., Akhtar, M. S., Sahi, N., Mitra, T., Banerjee, S., … Sharma, A. P. (2014). Amino Acid Compositions of 27 Food Fishes and Their Importance in Clinical Nutrition. Journal of Amino Acids, 2014, 1–7. https://doi.org/10.1155/2014/269797
- Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. (2009). Biokimia Harper. EGC.
- Puragombo, R., & Ratianingsih, R. (2015). Analisis Pertumbuhan Populasi Budidaya Ikan Sidat ( Anguilla Marmorata ) Melalui Kestabilan. Jurnal Ilmiah Matematika Dan Terapan, 12(1), 1–11.
- Purwanto, J. (2007). Pemeliharaan benih ikan sidat (Anguilla bicolor) dengan Padat Tebar yang Berbeda. Bul. Tek. Lit. Akuakultur, 6(2), 85–89.
- Sandi, A., Sangadji, Muh. N., & Samudin, S. (2019). Morfologi Dan Anatomi Tanaman Kelor ( Moringa oleifera L .) Pada Berbagai Ketinggian Tempat Tumbuh. E-J. Agrotekbis, 7(1), 28–36.
- Seo, J. S., Choi, J. H., Seo, J. H., Ahn, T. H., Chong, W. S., Kim, S. H., Cho, H. S., & Ahn, J. C. (2013). Comparison of major nutrients in eels Anguilla japonica cultured with different formula feeds or at different farms. Fisheries and Aquatic Sciences, 16(2), 85–92. https://doi.org/10.5657/FAS.2013.0085
- Simbolon, J. M., & Katharina, N. (2007). Cegah Malnutrisi dengan Kelor. Kanisius.
- Tanuwijaya, L. K., Nawangsari, A. P. G., Ummi, I. I., Kusuma, T. S., & Ruhana, A. (2016). Potensi “KHiMelor” sebagai Tepung Komposit Tinggi Energi Tinggi Protein Berbasis Pangan Lokal. Indonesian Journal of Human Nutrition, 3(1), 71–77. https://doi.org/10.21776/ub.ijhn.2016.003.Suplemen.5
- Torlesse, H., Cronin, A. A., Sebayang, S. K., & Nandy, R. (2016). Determinants of stunting in Indonesian children: Evidence from a cross-sectional survey indicate a prominent role for the water, sanitation and hygiene sector in stunting reduction. BMC Public Health, 16(1), 1–11. https://doi.org/10.1186/s12889-016-3339-8
- UNICEF. (2019). Malnutrition rates remain alarming: Stunting is declining too slowly while wasting still impacts the lives of far too many young children. https://data.unicef.org/topic/nutrition/malnutrition/
- WHO. (2014). Comprehensive implementation plan on maternal, infant and young child nutrition. WHO.
- Zakaria, Rauf, S., Salim, A., Rahman, N., & Bohari. (2020). Development of Instant Powder with the Addition of Moringa Oleifera Leaf Powder as Complementary Food for Infants 6-12 Months Old. Systematic Reviews in Pharmacy, 11(7), 61–64. http://www.sysrevpharm.org/?mno=113952