Formulasi Tepung Sukun Dan Formula Tempe Dalam Pembuatan Biskuit Pada Balita

Wira Maria Ginting Bio | Desi Meriahta Bio | Jelita Manurung Bio
Article History

Submited : October 8, 2020
Published : December 5, 2020

Tepung sukun merupakan tepung yang bebas gluten sehingga baik digunakan sebagai alternative dalam pembuatan biscuit didapupadankan dengan formula tempe, dimana kandungan formula tempe tinggi akan protein yang kaya akan asam amino esensial. Formulasi tepung sukun dan formula tempe diolah menjadi biscuit sukun dan tempe (SUTE) menjadi panganan sehat yang diperuntukkan kepada anak balita dan tidak menutup kemungkinan menjadi pangan sehat bagi masyarakat Indonesia. Penelitian ini mengenai pemanfaatan buah sukun dan tempe sebagai bahan pangan fungsional bagi anak balita oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap setiap formulasi biscuit SUTE. Setiap formulasinya dilakukan uji proksimat dan dilakukan uji organoleptic. Data dianalisis menggunakan analisis Duncan dan Kruskal Wallis Test. Pengambilan sampel menggunakan proposive sampling. Biskuit SUTE tersukai adalah formulasi sample 2 dengan formulasi tepung sukun 50 gr dan formula tempe 50 gr dengan penilaian uji organoleptic disukai. Kandungan gizi biscuit sute sampel 2 per 100 gr, protein 11,28%, kadar abu 1.43%, lemak 32,79%, air 8,87% dan karbohidrat 45,63%. Biscuit sute sampel 2 disukai karna mempunyai rasa dan aroma yang tidak begitu pahit dan langu dibandingkan biscuit sute sampel 1 dan biscuit sute sampel 3

  1. Adinugraha, H. A., & Kartikawati, N. K. (2012). Variasi morfologi dan kandungan gizi buah sukun. Wana Benih, 13(2), 99–106.
  2. Andriani, D. (2008). Formulasi Sari Buah Jeruk Pontianak (Citrus Nobilis Ver. Microcarpa) Dengan Aplikasi metode Lye Feeling Sebagai Upaya Penghilangan Rasa Pahit Pada Sari Buah Jeruk. Skripsi. IPB. Bogor.
  3. Babu, P. D., Bhakyaraj, R., & Vidhyalakshmi, R. (2009). A low cost nutritious food “tempeh”-a review. World J Dairy Food Sci, 4(1), 22–27.
  4. Bastian, F., Ishak, E., Tawali, A. B., & Bilang, M. (2013). Daya Terima Dan Kandungan Zat Gizi Formula Tepung Tempe Dengan Penambahan Semi Refined Carrageenan Dan Bubuk Kakao. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 2(1), Article 1. http://jatp.ift.or.id/index.php/jatp/article/view/91
  5. Dewi, P. K. (2006). Pengaruh lama fermentasi dan suhu pengeringan terhadap jumlah asam amino lisin dan karakter fisiko-kimia tepung tempe. Semarang: Fakultas Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
  6. Fatkurahman, R., Atmaka, W., & Basito, B. (2012). Karakteristik Sensoris Dan Sifat Fisikokimia Cookies Dengan Subtitusi Bekatul Beras Hitam (Oryza Sativa L.) Dan Tepung Jagung (Zea Mays L.). Jurnal Teknosains Pangan, 1(1).
  7. Fatmawati, W. T. (2012). Pemanfaatan tepung sukun dalam pembuatan produk cookies. Universitas Negeri Yogyakarta.
  8. Hardianti, H., Ansharullah, A., & Rejeki, S. (2018). Pengaruh Substitusi Tepung Wortel (Daucus carota Linn) Dan Tepung Kedelai (Glycine max) Terhadap Nilai Gizi Biskuit Sebagai Mpasi Bagi Bayi. Jurnal Sains Dan Teknologi Pangan, 3(4), Article 4. https://doi.org/10.33772/jstp.v3i4.5172
  9. Kemenkes, R. I. (2010). Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2010. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.
  10. Kemenkes, R. I. (2017). Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (Balita, Ibu Hamil, Anak Sekolah). Jakarta: Kemenkes RI.
  11. Kementerian Dalam Negeri. (2011). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 tentang Pedoman Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah Tahun 2011.
  12. Kusuma, Y. (2012). Analisis Tepung Sukun Roti Manis [Undergraduate, UNIMED]. http://digilib.unimed.ac.id/18618/
  13. Murni, T., Herawati, N., & Rahmayuni, R. (2014). Evaluasi Mutu Kukis yang Disubstitusi Tepung Sukun (Artocarpus Communis) Berbasis Minyak Sawit Merah (Msm), Tepung Tempe dan Tepung Udang Rebon (Acetes Erythraeus) (Issue 1) [Journal:eArticle, Riau University]. https://www.neliti.com/publications/183264/evaluasi-mutu-kukis-yang-disubstitusi-tepung-sukun-artocarpus-communis-berbasis
  14. Nugraha, A. (2009). Evaluasi Mutu Kukis dengan Subtitusi Minyak Sawit Merah, Tepung Tempe dan Tepung Udang Rebon (Acetes erythraeus). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru.
  15. Persatuan Ahli Gizi Indonesia. (2009). Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI). PT Gramedia, Jakarta.
  16. Pratama, R. I., Rostini, I., & Liviawaty, E. (2014). Karakteristik Biskuit dengan Penambahan Tepung Tulang Ikan Jangilus (Istiophorus Sp.). Jurnal Akuatika, 5(1), Article 1. http://jurnal.unpad.ac.id/akuatika/article/view/3702
  17. Rauf, R., & Sarbini, D. (2015). Daya serap air sebagai acuan untuk menentukan volume air dalam pembuatan adonan roti dari campuran tepung terigu dan tepung singkong. Agritech, 35(3), 324–330.
  18. Saleh, R. H., Ronitawati, P., & Sitoayu, L. (2019). Pengaruh Subtitusi Tepung Sukun (Artocarpus Altilis) Dan Buah Kurma (Phoenix Dactlifera) Terhadap Daya Terima Pada Cookies Sebagai PMT-Balita. Skripsi, Universitas Esa Unggul, Jakarta
  19. Sediaoetama, A. D. (2000). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid 2. DianRakyat, Jakarta.
  20. Sintia, N. A., & Astuti, N. (2018). Pengaruh Subtitusi Tepung Beras Merah Dan Proporsi Lemak (Margarin Dan Mentega) Terhadap Mutu Organoleptik Rich Biscuit. Jurnal Tata Boga, 7(2), Article 2. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-tata-boga/article/view/25245
  21. Sukandar, D., Muawanah, A., Amelia, E. R., & Basalamah, W. (2014). Karakteristik cookies berbahan dasar tepung sukun (Artocarpus communis) bagi anak penderita autis. Jurnal Kimia Valensi, 4(1).
  22. Ugwu, F. M., & Oranye, N. A. (2006). Effects of some processing methods on the toxic components of African breadfruit (Treculia africana). African Journal of Biotechnology, 5(22), Article 22. https://doi.org/10.4314/ajb.v5i22.55989
Ginting, W., Meriahta, D., & Manurung, J. (2020). Formulasi Tepung Sukun Dan Formula Tempe Dalam Pembuatan Biskuit Pada Balita. Ghidza: Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 4(2), 131-142. https://doi.org/10.22487/ghidza.v4i2.149
Fulltext