Mutu Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera L) Pada Abon Lele Sebagai Makanan Alternatif Pencegah Anemia

Article History

Submited : June 8, 2022
Published : July 26, 2022

Anemia adalah kondisi jumlah sel darah merah tidak mencukupi kebutuhan fisiologi tubuh. Wanita Usia Subur (WUS) rentang usia 15-49 tahun adalah kelompok usia dengan prevalensi anemia yang cukup tinggi. Prevalensi anemia yang terjadi pada Wanita Usia Subur (WUS) rentang usia 15-24 tahun berdasarkan data Riskesdas 2018 sebesar 32%. Terjadinya anemia salah satunya diakibatkan oleh defisiensi besi. kekurangan zat besi bisa diatasi dengan cara mengkonsumsi makanan kaya akan zat besi. Daun kelor segar mengandung zat besi 3 kali lebih banyak dibandingkan bayam. Melalui penambahan tepung daun kelor diharapkan dpaat meningkatkan kadar zat besi dan protein. Tepung daun kelor dijadikan dapat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun kelor terhadap protein, zat besi dan kualitas organoleptik abon. Jenis penelitian yang digunakan adalah true eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 3 perlakuan dengan proporsi ikan lele dan tepung daun kelor sebagai berikut: F1 (100%:3%), F2 (100%:5%), F3 (100%:10%). Analisis uji statistik daya terima berupa analisis distribusi normalitas, kruskal wallis dan mann-whitney. Hasil organoleptik didapati rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap warna, aroma, rasa, tekstur dan aftertaste berada pada tingkat suka dan cukup suka dengan hasil terbaik yaitu ada perlakuan F1 dengan perbandingan ikan lele dan tepung daun kelor (100%:3%). Sedangkan hasil uji analisis zat gizi pada formula terbaik abon untuk kadar zat besi 4,245mg/100gram, dan Protein 28,345%. Formula F1 dapat dijadikan sebagai alternatif makanan pelengkap karena mengandung sumber protein dan zat besi.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional. Badan Litbangkes, Depkes RI.
Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia, (2019).
Krisnadi, A. D. (2015). Kelor super nutrisi. Blora: Pusat Informasi Dan Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia.
Kusharto, C. M., & Marliyati, I. S. A. (2021). Terobosan Inovasi Teknologi Produk dan By-Product Ikan Lele (Clarias gariepinus) Pangan Bergizi Tinggi Solusi Masalah Gizi Masyarakat. PT Penerbit IPB Press.
Magdalena, S., Yogiara, Y., & Yulandi, A. (2021). Profil Bakteri Asam Laktat dan Evaluasi Sensori dari Tempe Bungkus Daun Jati yang Disuplementasi dengan Daun Kelor. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 10(1), 19–26.
Majid, F. R., Hidayat, N., & Waluyo, W. (2017). Variasi Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam.) pada Pembuatan Flakes Ditinjau dari Sifat Fisik, Sifat Organoleptik dan Kadar Kalsium. Jurnal Nutrisia, 19(1), 31–35.
Marsanti, A., & Widiarini, R. (2018). Buku Ajar Prinsip Higiene Sanitasi Makanan. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Nurlaila, N., Sukainah, A., & Amiruddin, A. (2018). Pengembangan produk sosis fungsional berbahan dasar ikan tenggiri (Scomberomorus sp.) dan tepung daun kelor (Moringa oleifera L). Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 2(2), 105–113.
Paputungan, S. R. (2016). Hubungan antara asupan zat besi dan protein dengan kejadian anemia pada siswi kelas VIII dan IX Di SMP N 8 Manado. PHARMACON, 5(1).
Purnomo, H. (2012). Teknologi pengolahan dan pengawetan daging. Universitas Brawijaya Press.
Qisti, N., Rukmelia, & Iranita, H. (2021). Pengolahan Limbah Tulang Itik Sebagai Limbah Domestik Kabupaten Sidenreng Rappang. Media Sains Indonesia.
Roziana, R., & Fitriani, F. (2021). Tingkat Pengetahuan Guru Dan Pengelola Sekolah Tentang Praktik Penyelenggaraan Makanan Sehat Untuk Siswa Sekolah Dasar Dengan Sistem Full-Day School Di Kota Pekanbaru. Journal of Nutrition College, 10(3), 172–180.
Sartika, W., & Anggreni, S. D. (2021). Asupan zat besi remaja putri. Penerbit NEM.
Soekarto, S. T. (1985). Penilaian organoleptik: Untuk industri pangan dan hasil pertanian. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.
Sulistiyati, T. D. (2020). Pengaruh penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera Lamk) terhadap kadar β-karoten dan organoleptik bakso ikan patin (Pangasius pangasius). JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research), 4(3), 345–351.
Vidayanana, L. R., Sari, F. K., & Damayanti, A. Y. (2020). Pengaruh Penambahan Daun Kelor Terhadap Penerimaan, Nilai Proksimat Dan Kadar Zat Besi Pada Nugget Lele. Jurnal Sagu, 19(1), 27–39.
Wetri, H., Elvandari, M., & Sefrina, L. (2022). Mutu Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera L) Pada Abon Lele Sebagai Makanan Alternatif Pencegah Anemia. Ghidza: Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 6(1), 120-127. https://doi.org/10.22487/ghidza.v6i1.506
Fulltext