HUBUNGAN ANTARA TEMPERATUR UDARA DENGAN KASUS MALARIA DI KABUPATEN ENDE TAHUN 2017
Article History
Submited : October 25, 2021
Published : September 30, 2022
Di Indonesia malaria masih menjadi perkara kesehatan yang menjadi perhatian pemerintah. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki iklim tropis dan beberapa daerah merupakan endemis malaria. Berdasarkan data hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2018), prevalensi malaria di Indonesia sebesar 0,37%. Tiga provinsi dengan prevalensi malaria tertinggi di Indonesia adalah Papua (12,07%), Papua Barat (8,64%), dan NTT (1,99%). Hal ini dikarenakan Indonesia beriklim tropis dan memicu beberapa wilayahnya menjadi endemis malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara temperatur udara terhadap kasus Malaria di Kabupaten Ende pada tahun 2017. Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik menggunakan desain penelitian cross sectional dan memakai data sekunder. Penelitian ini menampakkan adanya interaksi antara temperatur udara terhadap kasus malaria di Kabupaten Ende tahun 2017 karena p value = 0,049 < α = 0,05. Jumlah kasus malaria di Kabupaen Ende pada tahun 2017 yaitu 671 kasus. Dengan rata-rata temperatur udara pada tahun 2017 yaitu 28,9°C. Berdasarkan hasil penelitian ini bisa disimpulkan bahwa ada interaksi yang signifikan dan berpola negatif antara temperatur udara terhadap kasus malaria di Kabupaten Ende pada tahun 2017.
2. Sormin SM. Kelembaban , Curah Hujan dan Kecepatan Angin ) dengan Kejadian Malaria di Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011-2015. Published online 2018.
3. Sulasmi S, Setyaningtyas DE, Rosanji A, Rahayu N. Pengaruh curah hujan, kelembaban, dan temperatur terhadap prevalensi Malaria di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. J Heal Epidemiol Commun Dis. 2019;3(1):22-27. doi:10.22435/jhecds.v3i1.1794
4. Mau F, Tallan MM, Bullu AK, Waikabubak D. Fluktuasi Iklim dan Kejadian Malaria Sebelum Eliminasi Di Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur Climatic Fluctuations and malaria transmission dynamics , Prior to elimination in East Sumba Regency , East Nua Tenggara Province , Indonesia. J Heal Epidemiol Commun Dis. 2020;6(2):42-48.
5. Gustina M, Jubaidi. Study Ekologi Hubungan Iklim Dengan Kejadian Malaria Di Kota Bengkulu Tahun 2011-2013. J Media Kesehat. 2015;8(1):58-62.
6. Nurmala EE. Dinamika Perubahan Unsur Iklim (Suhu, Kelembaban Dan Curah Hujan) Dan Kejadian Malaria Pada Penduduk Pandeglang. J Dunia Kesmas Vol. 2017;6(2):63-69.
7. Ende DKK. Dinas Kesehatan Kabupaten Ende.
8. Wibowo, Su’udi A, Sahir M. PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP INSIDEN MALARIA DI WILAYAH KEJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN GOWA PROPINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2017. Media Kesehat Politek Kesehat Makassar. 2019;XIV(1):60-65.
9. Anindhita EK, Natalia D, Fitriangga A. Pengaruh Pola Perubahan Cuaca terhadap Tingkat Kejadian Malaria di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2013 dan 2014. 2017;3:680-688.
10. Rachman I, Harahap PS, Alanuari A, Suhermanto S. Suhu, Kelembaban Dan Penggunaan Kelambu Berkaitan Dengan Tingginya Kejadian Malaria Di Desa Durian Luncuk. J Endur. 2017;2(2):194. doi:10.22216/jen.v2i2.1995
11. Parman, Hamdani R& P. Faktor Resiko Hygiene Perseorangan Santri Terhadap Kejadian Penyakit Kulit Skabies di Pesantren Al-Baqiyahtushshalihat Tanjung Jabung Barat Tahun 2017. J Ilm Univ Batanghari Jambi. 2017;17(1):243-252.