Komposisi Menu Sarapan dan Status Gizi Pelajar Boarding School SMP Muhammadiyah 5 Samarinda

Article History

Submited : July 15, 2020
Published : July 28, 2020

Remaja awal memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi sarapan dalam komposisi yang tidak lengkap berdasarkan konsep gizi seimbang. Komposisi yang tidak lengkap dapat menyebabkan tidak terpenuhinya asupan gizi harian remaja yang berimpilkasi terhadap gangguan gizi maupun kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku sarapan siswa-siswi salah satu SMP swasta unggulan di Kota Samarinda yang terdiri dari komposisi menu sarapan serta waktu sarapan serta menilai hubungan antara komposisi menu dengan status gizi remaja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan terhadap 113 siswa-siswi SMP Muhammadiyah 5 Kota Samarinda dengan menggunakan kuesioner kebiasaan sarapan. Pengukuran antropometri  berupa pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan untuk menilai status gizi responden berdasarkan IMT/U. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden (99,1%) terbiasa sarapan setiap hari, namun (100%) pelajar mengkonsumsi sarapan dengan komposisi tidak sesuai dengan konsep gizi seimbang dimana mayoritas (39,8%) mengkonsumsi sarapan dengan komposisi menu 4 jenis yakni terdiri dari makanan pokok, makanan sumber protein hewani, protein nabati dan sayur. Status gizi (IMT/U) responden (88,5%) terkategori gizi baik. Tidak terdapat hubungan antara komposisi menu dengan status gizi responden (p=0.216). Kebiasaan sarapan yang dilakukan pelajar setiap hari secara kontinu sebaiknya diikuti dengan peningkatan kualitas sarapan yang dapat dipenuhi dengan melengkapi komposisi menu sarapan sehingga remaja awal dapat mempertahankan status gizi baik

  1. Cahill, L. E., Chiuve, S. E., Mekary, R. A., Jensen, M. K., Flint, A. J., Hu, F. B., & Rimm, E. B. (2013). Prospective study of breakfast eating and incident coronary heart disease in a cohort of male US health professionals. Circulation, 128(4), 337–343.
  2. Gajre, N. S., Fernandez, S., Balakrishna, N., & Vazir, S. (2008). Breakfast eating habit and its influence on attention-concentration, immediate memory and school achievement. Indian Pediatrics, 45(10), 824.
  3. Giovannini, M., Agostoni, C., & Shamir, R. (2010). Symposium overview: Do we all eat breakfast and is it important? Critical Reviews in Food Science and Nutrition, 50(2), 97–99.
  4. Hasan, N. (2006). Fullday school (model alternatif pembelajaran bahasa asing). Tadris: Jurnal Pendidikan Islam, 1(1).
  5. Hermiyanty, H., Fitrasyah, S. I., Aiman, U., & Ashari, M. R. (2020). Gambaran Pengetahuan dan Praktik Menyusun Menu Sarapan pada Orang Tua Siswa SDIT Al-Fahmi Palu. Ghidza: Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 2(1), 13–23. https://doi.org/10.22487/ghidza.v2i1.3
  6. Jellife, D. B., & Jellife, E. F. P. (1989). Community Nutritional Assessment. Oxford University Pres.
  7. Keast, D. R., O’Neil, C. E., & Nicklas, T. A. (2009). Snacking is associated with reduced risk for overweight and reduced abdominal obesity in adolescents aged 12-18 years: NHANES, 1999-2004. Journal of Federation of American Societies for Experimental Biology, 23(550.5).
  8. Kementerian Kesehatan RI. (2014). Pedoman gizi seimbang.
  9. Maksudin. (2008). Pendidikan Nilai Boarding School di SMPIT Yogyakarta. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
  10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia, (2019). Kementerian Kesehatan RI, Jakarta https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
  11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak, (2020). Kementerian kesehatan RI, Jakarta.
  12. Perdana, F., & Hardinsyah, D. (2013). Analysis of Type, Amount, and Nutritional Quality of Breakfast among Indonesian Children. Jurnal Gizi Dan Pangan, 8(1), 39–46.
  13. Permaesih, D., & Rosmalina, Y. (2016). Keragaman Bahan Makanan Untuk Sarapan Anak Sekolah Di Indonesia. Gizi Indonesia, 39(1), 25–36. https://doi.org/10.36457/gizindo.v39i1.206
  14. Rampersaud, G. C., Pereira, M. A., Girard, B. L., Adams, J., & Metzl, J. D. (2005). Breakfast habits, nutritional status, body weight, and academic performance in children and adolescents. Journal of the American Dietetic Association, 105(5), 743–760.
  15. Rosida, H., & Adi, C. A. (2017). Hubungan kebiasaan sarapan, tingkat kecukupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak dengan status gizi pada siswa Pondok Pesantren Al-fattah Buduran, Sidoarjo. Media Gizi Indonesia, 12(2), 116–122.
  16. Sakurai, M., Yoshita, K., Nakamura, K., Miura, K., Takamura, T., Nagasawa, S. Y., Morikawa, Y., Kido, T., Naruse, Y., & Nogawa, K. (2017). Skipping breakfast and 5‐year changes in body mass index and waist circumference in Japanese men and women. Obesity Science & Practice, 3(2), 162–170.
Noviasty, R., Afiah, N., Susanti, R., Suja’i, M., Pakkerai, A., Cahyantari, U., & Wirasti, N. (2020). Komposisi Menu Sarapan dan Status Gizi Pelajar Boarding School SMP Muhammadiyah 5 Samarinda. Ghidza: Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 4(1), 1-10. https://doi.org/10.22487/ghidza.v4i1.44
Fulltext