Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap Kejadian Stunting Diwilayah Kerja Puskesmas Baolan Kabupaten Tolitoli
Article History
Submited : March 22, 2022
Published : March 29, 2022
Masalah pendek (stunting) pada anak akan menghambat proses perkembangannya.Hal ini karena sekitar 70% pembentukan sel otak terjadi sejak janin berada di dalam kandungan sampai anak berumur 2 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu terhadap angka kejadian stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Baolan Kabupaten Tolitoli. Metode penelitian yang digunakan kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan penelitian sebanyak 12 informan yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu mengenai stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Baolan masih kurang , karena informan belum mampu memaparkan secara jelas apa itu stunting bahkan ada yang sama sekali tidak mengetahui mengenai stunting. Pemahaman ibu mengenai stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Baolan masih kurang, dikarenakan mereka tiak mampu menjabarkan secara benar apa saja faktor-faktor penyebab stunting. Sedangkan untuk variabel pengaplikasian, ibu yang memiliki anak stunting diwilayah kerja Puskesmas Baolan mereka belum mampu mengapliksikan apa yang mereka ketahui kedalam kehidupan sehari-hari. Melihat apa yang terjadi dilapangan dan apa yang mereka ketahui sangat bertolak belakang. Saran dalam penelitian ini perlunya ada perhatian lintas sektor untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai stunting dan memenuhi kebutuhan masyarakat mengikat akses untuk memenuhi kebutuhan hidup Di Wilayah Kerja Puskesmas Baolan masih sangat terbatas.
2. TNP2K. 100 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Jakarta: Sekretariat Wakil Presiden Indonesia; 2017.
3. Kusumawati E, Rahardjo S, Sari HP. Model Pengendalian Faktor Risiko Stunting pada Anak Bawah Tiga Tahun. Kesmas Natl Public Heal J. 2015;9(3):249.
4. Niki I, Mahmudiono T. Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Keluarga Terhadap Upaya Pencegahan Infeksi Saluran Pernapasan Akut. J PROMKES. 2019;7(2):182.
5. Agustia R, Rahman N, Hermiyanty. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 12-59 Bulan di Wilayah Tambang Poboya, Kota Palu. Ghidza J Gizi dan Kesehat. 2018;2(2):59–62.
6. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R & D. Bandung: PT Alfabet; 2016.
7. Susanto YH. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Stunting Pada Anak. 2019;BAB 1 Pend:1–4.
8. Darmawan D, Fadjarajani S. Hubungan antara pengetahuan dan sikap pelestarian lingkungan dengan perilaku wisatawan dalam menjaga kebersihan lingkungan. J Geogr. 2016;4(1):37–49.
9. Saputri RA, Tumangger J. Hulu-Hilir Penanggulangan Stunting Di Indonesia. J Polit Issues. 2019;1(1):1–9.
10. Ardiyah FO, Rohmawati N, Ririanty M. Structures and Binary Mixing Characteristics of Enantiomers of 1-Oleoyl-2,3-dipalmitoyl-sn-glycerol (S-OPP) and 1,2-Dipalmitoyl-3-oleoyl-sn- glycerol (R-PPO). JAOCS, J Am Oil Chem Soc. 2015;90(12):1809–17.
11. Oliver J. Hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan sikap terhadap pemberian ASI eksklusif. Hilos Tensados [Internet]. 2019;1:1–476. Available from: http://repository.potensi-utama.ac.id/jspui/bitstream/123456789/2990/6/BAB II.pdf
12. Timporok AGA. Hubungan Status Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Kawangkoan. J Keperawatan. 2018;6(1):1–6.
13. Hairuddin A. Penyakit Infeksi Dan Praktek Pemberian Mp-Asi Terhadap Kejadian. J Dunia Gizi. 2018;1(1):52–8.
14. Widiyanto AF, Yuniarno S, Kuswanto K. Polusi Air Tanah Akibat Limbah Industri Dan Limbah Rumah Tangga. J Kesehat Masy. 2015;10(2):246.
15. Febri SP. Analisis Kesadaran Masyarakat di Pemukiman Nelayan Kuala Langsa Terhadap Dampak Pembuangan Limbah Domestik pada Perairan Pantai dan Laut. J Chem Inf Model. 2017;110(9):1689–99.