Anemia pada remaja putri masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Remaja putri memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan remaja putra, hal ini dikarenakan remaja putri setiap bulannya mengalami haid (menstruasi). Remaja di indonesia terutama remaja putri sebagian besar mengalami anemia, hal ini dikarenakan kurangnya konsumsi sumber makanan yang mengandung zat besi yang mudah diserap oleh tubuh. Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan remaja putri mengenai status gizi yang diukur menggunakan pengukuran antropometri dan pemeriksaan kadar hemoglobin untuk pencegahan anemia. Peserta dalam kegiatan pemeriksaan ini adalah siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al-Khairat Kota Palu. Alamat JL. SIS Al-Jufri, No. 36, Siranindi, Kec. Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Metode yang akan digunakan dalam kegiatan pemeriksaan ini adalah metode ceramah. Hasil dari kegiatan pemeriksaan status gizi dan hemoglobin sebagian besar siswi memiliki gizi normal (72%) dan lainnya memiliki gizi tidak normal, yakni gizi kurang (12%), gizi lebih (12%) dan obesitas (4%).  Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin didapatkan bahwa ada 48% siswi yang tidak anemia, sehingga 52% siswi mengalami anemia. Hasil ini menunjukkan bahwa memang remaja putri rentan untuk menderita anemia.

Aggarwal A, Anisha A, Goyal S, Aggarwal S. 2020. Iron-deficiency anemia among adolescents: A global public health concern. International Journal of Advanced Community Medicine. https://doi.org/10.33545/comed.2020.v3.i2a.148
Agoes, R., Djaenudin, N., 2009. Parasitologi Kedokteran Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang. Cet I. Jakarta: EGC
Basith, A., Agustin, R., & Diani, N.2017. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Jurnal Dunia Keperawatan Volume 5 Nomor 1, 1-10.
Cia A , Annisa SN , Lion HF. 2021. Asupan Zat Besi dan Prevalensi Anemia pada Remaja Usia 16-18 Tahun.. Jurnal Kesehatan, Vol. 04 No. 02 (April, 2021) : 144-150. http://jurnal.fkmumi.ac.id/index.php/woh/article/view/woh4205
Corwin, Elizabeth J. 2009. Handbook of Pathophysiologi, 3rd Ed. Jakarta: EGC.
Dewi P. 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anemia Pada Remaja. Puslitbang Gizi dan Makanan, Badan Litbangkes.
Hayati, RM. 2010. Pengetahuan dan Sikap Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya terhadap Kesehatan Reproduksi di MAL IAIN Medan Tahun 2009/2010. Medan: Universitas Sumatera Utara. 12
Moehji, S. 2003. Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Papar Sinar Sinanti.
Nuraeni, T. (2019). Pencegahan Anemia Pada Remaja Di Indramayu. Abdi Wiralodra : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 43–53. https://doi.org/10.31943/abdi.v1i1.5
Sayogo, S., 2006Gizi Remaja Putri. Jakarta: EGC
Zuraida R, Lipoeto NR, Masrul, Februhartanty J. 2020. The Effect of Anemia Free Club Interventions to Improve Knowledge and Attitude of Nutritional Iron Deficiency Anemia Prevention among Adolescent Schoolgirls in Bandar Lampung City, Indonesia. https://doi.org/10.3889/oamjms.2020.3287
Aiman, U., nurulfuadi, N., Nadila, D., Hijra, H., rakhman, aulia, Rahman, N., Tangkas, I. M., Fitrasyah, S., Putri, L., Ariani, A., Mappiratu, K., Randani, A., & Hartini, D. (2023). Pemeriksaan Status Gizi Dan Hemoglobin Untuk Pencegahan Anemia Pada Remaja Putri. Jurnal Dedikatif Kesehatan Masyarakat, 3(2), 12-16. https://doi.org/10.22487/dedikatifkesmas.v3i2.590
Fulltext