Sistem Informasi Geografis Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kasus Tuberkulosis di Provinsi Jawa Timur Pada Tahun 2018

Article History

Submited : November 3, 2021
Published : December 31, 2022

Tuberkulosis adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan jumlah kasus Tuberkulosis tertinggi di Indonesia selama tahun 2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan sebaran data kasus Tuberkulosis di tiap wilayah dan menganalisis faktor apa saja yang dapat memengaruhi jumlah kasus Tuberkulosis di Provinsi Jawa Timur tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2018, yaitu sejumlah 38 kabupaten/kota. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total populasi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemetaan dan regresi linier berganda menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) yaitu GeoDa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi jumlah kasus Tuberkulosis adalah kepadatan penduduk dan jumlah puskesmas. Sedangkan variabel jumlah penduduk miskin dan cakupan rumah sehat tidak berpengaruh. Diharapkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur khususnya Dinas Kesehatan Provinsi dapat menentukan strategi yang tepat untuk mencegah dan mengendalikan penyakit Tuberkulosis.

1. Vidyastari YS, Cahyo K, Masyarakat FK, Dipoengoro U. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Target CDR (Case Detection Rate) Oleh Koordinator P2TB dalam Penemuan Kasus di Puskesmas Kota Semarang. J Kesehat Masy. 2019;7(1):535–44.
2. WHO. Global Tuberculosis Report. 2020.
3. KEMENKES RI. Profil Kesehatan Indonesia 2018. 2019. 207 p.
4. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2018. 2019.
5. Jaya IGNM, Tantular B, Zulhanif. Optimalisasi GeoDa dalam Pemodelan dan Pemetaan Penyakit di Kota Bandung. J Pengabdi Kpd Masy. 2018 Mar;2(3):215–9.
6. Waskito DY, Kresnowati L, Subinarto S. Pemetaan Sebaran Sepuluh Besar Penyakit Di Pusat Kesehatan Masyarakat Mojosongo Kabupaten Boyolali Berbasis Sistem Informasi Geografis. J Ris Kesehat. 2018;6(2):7.
7. Ganinov IT, Huda S. Penerapan Sistem Informasi Geografis Faktor Risiko Penyakit Leptospirosis. J Ilm Ilmu Kesehat Wawasan Kesehat. 2019;5(2):280–4.
8. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur dalam Angka 2019. 2019.
9. Tabilantang DE, Nelwan JE, Kaunang WPJ. Analisis Spasial Distribusi Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam (BTA) Positif di Kota Manado Tahun 2015 – 2017. KESMAS. 2018;7(4).
10. Karima N Al. Model Geographically Weighted Poisson Regression dengan Fungsi Pembobot Adaptive Gaussian (Studi Kasus : Jumlah Kasus Tuberkulosis di Indonesia Tahun 2018). 2020.
11. Hakim RN. Aplikasi Regresi Panel untuk Pemodelan Jumlah Kasus Tuberkulosis Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2015 [Internet]. 2018. Tersedia pada: http://repository.unair.ac.id/74886/
12. Putri KD, Sitorus RJ. Hubungan Kepadatan Hunian dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Karya Jaya Palembang [Internet]. 2019. Tersedia pada: https://repository.unsri.ac.id/2008/
13. Rosari R, Bakri S, Santoso T, Wardani DWS. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Insiden Penyakit Tuberkulosis Paru: Studi di Provinsi Lampung (Effect of Land Use toward Pulmunary Tuberkulosis Incidence: Study in Lampung Province). J Sylva Lestari. 2017 Jan 26;5(1):71–80.
14. KEMENKES RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. 2014;634.
15. Juwita R, Fentia L, Masnarivan Y. Pemodelan Faktor Risiko Penyakit Tuberkulosis. 2021.
Nariswari, N. (2022). Sistem Informasi Geografis Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kasus Tuberkulosis di Provinsi Jawa Timur Pada Tahun 2018. Preventif : Jurnal Kesehatan Masyarakat, 13(4), 558-568. https://doi.org/10.22487/preventif.v13i4.412
Fulltext