Hubungan Beban Kerja Fisik dan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja Subjektif Pekerja Shift (Studi Pada Pekerja Shift di Puskesmas Kepohbaru, Kab. Bojonegoro)

Article History

Submited : August 1, 2021
Published : December 31, 2022

Kelelahan kerja merupakan salah satu penyebab terbesar terjadinya kecelakaan kerja yang fatal. Kelelahan kerja dipengaruhi beberapa faktor. Salah satu yang sangat berpengaruh adalah faktor organisasi seperti shift kerja, lama kerja, dan beban kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara beban kerja fisik dan shift kerja dengan kelelahan kerja subjektif pada pekerja shift di Puskesmas Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancang bangun cross-sectional. Sampel dari penelitian ini sebanyak 40 responden yang dipilih berdasarkan teknik simple random sampling. Variabel yang diteliti adalah kelelahan kerja subjektif yang diperoleh dari pengisian Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) dari Jepang oleh responden, beban kerja fisik yang diperoleh dengan mengukur 10 denyut nadi sebelum bekerja dan saat bekerja menggunakan stopwatch, lalu dihitung menggunakan rumus %CLV, dan variabel shift kerja yang diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji statistik korelasi spearman. Hasil dari penelitian menunjukkan, 60% pekerja dengan beban kerja ringan, 35% beban kerja sedang, 5% beban kerja berat, 32,5% shift pagi, 32,5% shift sore, dan 35% shift malam. Diketahui seluruh pekerja shift mengalami kelelahan kerja, sebanyak 21 responden mengalami kelelahan ringan (52,2%), 17 responden mengalami kelelahan sedang (42,5%), dan 2 responden lainnya termasuk dalam kelelahan tinggi (5%). Berdasarkan hasil uji korelasi spearman terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan kelelahan kerja subjektif dengan hubungan yang tinggi (ρ-value= 0,000; koefisien korelasi= 0,680) dan terdapat hubungan yang signifikan pula antara shift kerja dengan kelelahan kerja subjektif dengan hubungan yang sedang (ρ-value= 0,006; koefisien korelasi= 0,424).

1. Zamani W. Identifikasi Bahaya Kecelakaan Unit Spinning I Menggunakan Metode Hirarc Di PT. Sinar Pantja Djaja. Unnes Journal of Public Health. 2014;3(1):1–9.
2. Tarwaka. Ergonomi Industri: Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Revisi Edisi II. Surakarta: Harapan Press; 2015.
3. ILO. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sarana untuk Produktivitas [Internet]. Jakarta: International Labour Organization; 2013. Available from: https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_237650.pdf
4. Putri R. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja Pada TKBM di Pelabuhan Pekanbaru Tahun 2015. Collaborative Medical Journal. 2018;1(1):49–59.
5. Sulistioningsih L. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja di Bagian Food Production 1 (FP1). Medica Majapahit. 2013;5(1).
6. Umiyati. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Penjahit Sektor Usaha Informal di Wilayah Ketapang Cipondoh Tangerang Tahun 2009. UIN Syarif Hidayatullah Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta; 2010.
7. Frizka M, Martiana T. Hubungan Antara Karakteristik Individu Unit Kerja dan Faktor Ergonomi dengan Keluhan Kesehatan di Industri Kecil Sepatu Kota Mojokerto. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health. 2017;6(3):374–84.
8. Setyawati L. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta: Amara Books; 2010.
9. Atiqoh J, Wahyuni I, Lestantyo D. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Konveksi Bagian Penjahitan di CV . Aneka Garment Gunungpati Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Universitas Diponegoro. 2014;2(2):119–26.
10. Manuaba. Ergonomi Kesehatan dan Keselamatan Kerja. PT. Guna Widya Surabaya. Jakarta: PT. Guna Widya Surabaya; 2000.
11. Wahyuni D, Indriyani. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Antam Tbk. UBPP Logam Mulia. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 2019;11(1):73–9.
12. Suma’mur. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Sagung Seto; 2013. 2013 p.
13. Adelina V, Fitria S, TA L. Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr . H . Abdul Moeloek. Medical Journal of Lampung University. 2014;3(5):18–25.
14. Pusat Kesehatan Masyarakat. No. 75 Indonesia: Peraturan Menteri Kesehatan; 2014.
15. Purba SIA. Hubungan Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2018. Universitas Sumatera Utara; 2018.
16. Arini SY, Dwiyanti E. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Kelelahan Kerja Pada Pengumpul Tol di Perusahaan Pengembang Jalan Tol Surabaya. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health. 2015;4(2):113–22.
17. Ardiyanti N, Wahyuni I, Suroto, Jayanti S. Hubungan Beban Kerja Mental dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Keperawatan dan Tenaga Kebidanan di Puskesmas Mlati II Sleman Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Universitas Diponegoro [Internet]. 2017;5(5):264–73. Available from: http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
18. Kusumaningtyas P. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan Subjektif Pada Tenaga Kerja di Bagian Weaving, PT. TYFOUNTEX Sukoharjo. Universitas Sebelas Maret; 2012.
19. Salmawati L, Rasul M, Napirah MR. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Perawat di Ruang IGD RSU Anutapura Kota Palu. Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako [Internet]. 2019;10(2):104–12. Available from: http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/preventif/index
20. Mulfiyanti D, Muis M, Rivai F. Hubungan Stres Kerja dan Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di RSUD Tenriawaru Kelas B Kabupaten Bone Tahun 2018. Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2019;2(2):1–12.
21. Aini N. Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Herna Medan Tahun 2018. Jurnal JUMANTIK. 2018;4(1):45–56.
22. Maharja R. Analisis Tingkat Kelelahan Kerja Berdasarkan Beban Kerja fisik Perawat di Instalasi Rawat Inap RSU Haji Surabaya. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health. 2015;4(1):93–102.
23. Perwitasari D, Tualeka AR. aktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja Subyektif Pada Perawat di RSUD dr. Mohamad Soewandhie Surabaya. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health. 2017;6(3):365–73.
24. Langgar DP, Setyawati VAV. Hubungan Antara Asupan Gizi dan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawan Perusahaan Tahu Baxo Bu Pudji di Ungaran Tahun 2014. JURNAL VISIKES. 2014;13(2):127–35.
25. Anastasia T. Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Rumah Sakit Malahayati Medan Tahun 2015. Universitas Sumatera Utara; 2015.
26. Astuti FW, Ekawati, Wahyuni I. Hubungan Antara Faktor Individu, Beban Kerja dan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Universitas Diponegoro [Internet]. 2017;5(5):163–72. Available from: http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
27. Susanti S, AP ARA. Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja PT. Maruki International Indonesia Makassar. Prosiding Seminar Nasional 2019: Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2019;2:231–7.
28. Trinofiandy R, Krisdawati A, Wulandari P. Analisis Hubungan Karakteristik Individu , Shift Kerja , dan Masa Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Rumah Sakit X Jakarta Timur. Jurnal Kesehatan Masyarakat [Internet]. 2018;2(2):204–9. Available from: http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas 204
’Aini, Z., & Paskarini, I. (2022). Hubungan Beban Kerja Fisik dan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja Subjektif Pekerja Shift (Studi Pada Pekerja Shift di Puskesmas Kepohbaru, Kab. Bojonegoro). Preventif : Jurnal Kesehatan Masyarakat, 13(4), 596-610. https://doi.org/10.22487/preventif.v13i4.330
Fulltext