Hubungan Frekuensi Konsumsi Junk Food dan Aktivitas Fisik dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sania Mutiara Priyadini | Dyah Intan Puspitasari Bio
Article History

Submited : August 6, 2024
Published : December 2, 2024

Makanan cepat saji atau junk food adalah jenis makanan yang tinggi akan kandungan gula, lemak, kalori, dan garam. Kombinasi antara kurangnya aktivitas fisik dan pola makan berlebihan dapat menyebabkan obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara frekuensi konsumsi junk food dan tingkat aktivitas fisik dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) di kalangan mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, dan analisis hubungan dilakukan dengan uji statistik chi-square. Data mengenai frekuensi konsumsi junk food diperoleh melalui Food Frequency Questionnaire (FFQ) selama sebulan terakhir, sementara data aktivitas fisik dikumpulkan menggunakan formulir Physical Activity Level (PAL) dalam satu minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 63,0% responden sering mengonsumsi junk food, 65,8% memiliki tingkat aktivitas fisik ringan, dan 42,5% mengalami status gizi yang tidak normal. Tidak ditemukan hubungan antara frekuensi konsumsi junk food dan Indeks Massa Tubuh (p=0,335), namun terdapat hubungan antara aktivitas fisik dan Indeks Massa Tubuh (p=0,011). Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengeksplorasi faktor lain yang berkaitan dengan Indeks Massa Tubuh, seperti pola istirahat, pola makan, dan pola aktivitas, agar dapat memberikan wawasan yang lebih luas.

1. Aini, S. N. (2013). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gizi Lebih pada Remaja di Perkotaan. Unnes Journal of Public Health, 2(1).
2. Almatsier, S. (2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
3. Amalia, R. N., Sulastri, D., & Semiarty, R. (2016). Hubungan Konsumsi Junk Food dengan Status Gizi Lebih pada Siswa SD Pertiwi 2 Padang. Jurnal Kesehatan Andala, 5(1), 185–190.
4. Ashlesha, D., & Nancy, N. (2012). Junk Food in Schools and Childhood Obesity. J. Policy Anal Manage, 31(2), 312–372.
5. Christina, D., & Sartika, R. (2011). Obesitas pada pekerja minyak dan gas. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 6(3), 104–110.
6. Condello, G., Capranica, L., Stager, J., Forte, R., Falbo, S., Di Baldassarre, A., & Pesce, C. (2016). Physical activity and health perception in aging: Do body mass and satisfaction matter? A three-path mediated link. PLoS ONE, 11(9).
7. Dieny, F. (2014). Permasalahan Gizi Pada Remaja Putri. Permasalahan Gizi Pada Remaja Putri.
8. Hernández-Reyes, A., Cámalral-Malrtos, F., Molinal-Luque, R., Romero-Salldalnã, M., Molinal-Recio, G., & Moreno-Rojals, R. (2019). Chalnges in body composition with al hypocalloric diet combined with sedentalry, moderalte alnd high-intense physicall alctivity: Al ralndomized controlled triall. BMC Women’s Heallth, 19(1), 1–12.
9. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Mengenal Jenis Aktivitas Fisik. Http://Promkes.Kemkes.Go.Id/Content/?P=8 807.
10. Kushardianti, T. (2014). Hubungan Antara Keputusan Memilih Restoran Fast Food dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Terhadap Status Gizi Anak Sekolah Dasar.
11. Mutia, Jumiyati, & Kusdalinah. (2022). Pola Makan dan Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Obesitas Remaja pada Masa Pandemi Covid-19. Journal Of Nutrition College., 11, 26–34.
12. Nurmalina, R. (2011). Pencegahan dan Manajemen Obesitas Panduan untuk Keluarga. IKAPI.
13. Nurvita, V. (2015). Hubungan Antara Self – Esteem dengan Body Image Pada Remaja Awal Yang Mengalami Obesitas. Jurnal Psikologi Klinis, 4(1), 41–49.
14. Nusa, A. F. A., & Annis, C. A. (2011). Hubungan Faktor Perilaku, Frekuensi Konsumsi Fast Food, Diet Dan Genetik Dengan Tingkat Kelebihan Berat Badan.
15. Oktaviani, W. D. (2012). Hubungan Kebiasaan Fast Food, Aktifitas Fisik, Pola Konsumsi, Karakteristik Remaja dan Orang Tua dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Jurnal Kesehatan Masy Universitas Diponegoro, 1(2).
16. Ozdemir, A., Kocuglu, G., Hicran, Y., & Akansel, N. (2016). Association of Body Mass Index With Eating Attitudes, Self Concept and Social Comparison in Hight School Student. International Journal of Caring Sciences, 9(1), 258–273.
17. Prima, T. A., Andayani, H., & Abdullah, M. N. (2018). Hubungan konsumsi junk food dan aktivitas fisik terhadap obesitas remaja di Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis, 3(1).
18. Sapna, J., & Ramakant. (2014). Nutritional Analysis Of Junk Food, Center Of Science And Evionment.
19. Sari, M., Mukhoirotin, M., Louis, S., Zuraidah, Z., Dewi, S., & Aswan, Y. (2022). Gizi dalam Kebidanan. Yayasan Kita Menulis.
20. Serly, V., Sofian, A., & Ernalia, Y. (2015). Hubungan Body Image, Asupan Energi Dan Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau Angkatan 2014. Doctoral dissertation.
21. Sinaga, T., Hasanah, L., Shintya, L., Faridi, A., Kusmawati, I., & Koka, E. (2022). Gizi dalam Siklus Kehidupan. Yayasa Kita Menulis.
22. Sutrisno, Pratiwi, D. C., Istiqomah, Baba, K. J., Rifani, L. E., & Ningtyas, M. A. (2018). Edukasi Bahaya Junk Food (Makanan dan Snack) dan Jajan Sembarangan dikalangan Remaja. Journal of Community Engagement in Healt, 1(1), 7–10.
23. Tanjung, N. U., Amira, A. P., Muthmainah, N., & Rahma, S. (2022). Junk Food dan Kaitannya dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Remaja. . Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat: Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat, 14(3), 133–140.
24. Vilda, A., & Eti, R. (2016). Pola Konsumsi Fast Food Dan Serat Sebagai Faktor Gizi Lebih Pada Remaja. Unnes Journal of Public Health , 5(3).
Priyadini, S., & Puspitasari, D. (2024). Hubungan Frekuensi Konsumsi Junk Food dan Aktivitas Fisik dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ghidza: Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 8(2), 209-216. https://doi.org/10.22487/ghidza.v8i2.1504
Fulltext